Langsung ke konten utama

Fashion Hijab di Era Globalisasi



FASHION HIJAB DALAM ERA GLOBALISASI


PENDAHULUAN
                                     
A. Latar Belakang
     Dari generasi ke generasi kita telah mengetahui bahwa sudah banyak yang menggunakan busana muslim, dimana sudah mengikuti era zaman. Maka dari itu, sudah pula banyak wanita muslim yang mengembangkan busana tersebut salah satunya hijab. Ada pula wanita-wanita yang memberikan intruksi ataupun tutorial untuk berhijab melalui media masa. Berbagai model hijab telah ada di era modern ini. Perlu kalian ketahui, bahwa model hijab yang di intruksikan banyak diterima di kalangan masyarakat terutama wanita muslim dan sekarang sudah menjadi busana yang mengikuti zaman. Jadi, perlu diketahui bahwa  busana muslim bukanlah selalu yang berbau keagamaan, tetapi busana muslim juga mampu mengikuti globalisasi.
     Jilbab telah lama dikenal sebelum datangnya Islam, pada kalangan bangsa Ibrani yang dibangun oleh nabi Ibrahim AS juga telah mengenal adanya jilbab. Sejalan dengan berjalannya waktu jilbab terus digunakan oleh bangsa Ibrani hingga bergenerasi dan nabi-nabi kaum Ibrani bahkan dalam kodeks bangsa Asy-syiria para wanita disana diwajibkan untuk memakai penutup sejenis kerudung dan cadar penutup muka ketika bepergian sebagai bentuk kehormatan diri yang terjaga. Di masa kejayaan Yahudi, jilbab dianggap sebagai suatu simbol status sosial seorang perempuan, dimana perempuan yang tidak memakai jilbab dan membiarkan rambutnya terlihat dianggap sebagai pelecehan terhadap kesopanan dan kehormatannya sendiri.
     Seperti yang dikemukakan Taylor (2005), bahwa kepribadian tidak dapat diukur dengan pakaian, tetapi cara berpakaian juga mencerminkan kepribadian dan merupakan sebuah identitas diri seseorang. Apalagi setelah fenomena film “Ayat-Ayat Cinta”, sinetron dan film islami menjadi boomin, jilbab juga semakin banyak ditampilkan di media massa. Trend jilbab artis merebak dan diikuti oleh banyak perempuan. Sebagai contoh, pada tahun 80an dikenal model jilbab Ida Royani. Model gaun-gaun dari butik Ida Royani mempunyai ciri khas, yaitu warna-warna polos, penuh dengan draperi, dan terkesan boros kain. Masuk ke tahun 90an dikenal jilbab Neno Warisman yang merupakan kerudung ganda, jilbab dasar yang kemudian dilapisi dengan kerudung segitiga atau selendang ringkas dengan warna lain. Tahun 2000, dikenal jilbab Inneke Koesherawati. Yaitu jilbab segitiga yang tidak lebar, dililitkan ke leher, kemudian dimasukkan ke dalam kerah baju. Kemudian muncul lagi jilbab Marshanda, jilbab Luthfiah Sungkar, jilbab Dewi Sandra dan masih banyak lagi model lainnya. Selain di televisi, jilbab juga banyak ditampilkan pada media cetak, khususnya majalah. Majalah yang banyak menampilkan jilbab adalah majalah yang segmennya ditujukan kepada perempuan beragama islam seperti majalah Muslimah, Paras, Anggun, Alia, dan sebagainya.















PEMBAHASAN

A. Memahami Penerimaan Pembaca Fashion Hijab Terhadap Pergeseran
     Makna Penggunaan Hijab
     Perkembangan trend fashion busana muslim yang semakin melesat di Indonesia menjadi pusat perhatian masyarakat  hingga ke mancanegara. Hal itulah yang akhirnya banyak membuat wanita muslimah berani menggunakan hijab dan banyak bermunculan komunitas pengguna hijab modern. Munculnya banyak pengguna hijab modern di Indonesia saat ini menjadikan Indonesia sebagai trensetter busana muslimah di dunia. Ditambah lagi hadirnya designer muda Indonesia dengan koleksi-koleksi rancangan mereka yang semakin beragam itulah membuat banyak orang tertarik untuk menggunakan hijab. Salah satu icon pengguna hijab modern yang paling banyak menyita perhatian adalah Dian Pelangi. Dirinya terus mempromosikan fashion busana muslim sehingga hijab bisa “Go International”. Melalui blognya, Dian Pelangi terus mengembangkan kreativitasnya untuk menjadikan hijab sebagai sesuatu yang modern sehingga tidak ada lagi yang memandang wanita berhijab sebelah mata.
Blog dan jejaring sosial merupakan media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat diseluruh dunia dan memiliki power yang luar biasa untuk meneruskan informasi dari pengguna satu ke pengguna lainnya untuk perihal kegiatan seputar fashion nampaknya belum menjadi media yang tepat untuk menumpahkan segala sesuatu entah dalam bentuk tertulis atau sekedar bergambar-gambar yang menampilkan hal-hal yang disukai melalui blog itulah audience dapat mengetahui semua fashion yang biasa dikenakan para fashion blogger karena disetiap mereka menggunakan gambar, akan disertai dengan deskripsi dari masing-masing item fashionnya dan semua item tersebut merupakan item yang bermerk sehingga mereka menjadi sorotan masyarakat terutama Dian Pelangi yang merupakan designer dari busana-busana muslim yang dia kenakan sendiri. Dengan adanya kontruksi wanita muslimah yang digambarkan melalui blog Dian Pelangi memunculkan adanya pergeseran makna penggunaan hijab. Pergeseran makna tersebut bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang tertarik menggunakan hijab karena gaya fashionnya yang beragam dan fashionable. Selain itu, hijab saat ini merupakan pakaian yang fleksibel karena model hijab yang beragam dan diterimanya hijab sebagai sebuah gaya hidup yang mengikuti trend perkembangan fasion. Gaya hidup merupakan refleksi identitas seseorang, dimana identitas tersebut untuk melihat seperti apa orang tersebut serta bagaimana orang tersebut. Oleh karena itu, gaya hidup sering dihubungkan dengan kelas sosial ekonomi dan menunjukan citra seseorang. Gaya hidup orang ditunjukan dalam variasi keputusan cita rasanya : mobil yang dikendarainya, majalah yang dibacanya, tempat mereka tinggal, bentuk rumahnya, makanan yang disantapnya dan restauran yang sering dikunjunginya, tempat hiburannya, merk baju, jam tangan, sepatu dan lain lainnya. Dian pelangi melalui blognya, menggambarkan sebagai sosok individu dengan gaya hidup konsumtif terhadap fasion. Apa yang ia kenakan untuk mendukung penampilannya menciptakan makna tersendiri bagi pembacanya. Terdapat 2 pokok penting yang ditekankan dalam gaya yang terjadi dalam kehidupan sehari hari dan sebagai cara agar diterima di kelompoknya. Individu berusaha mengidentifikasi diri mereka dan berkumpul bersama orang orang yang memiliki kesamaan, sehingga identitasnya menjadi bagian identitas kelompok (steele, 2005: 39).
Dalam hal ini, dian pelangi menciptakan komunitas pengguna hijab modern di indonesia yang sampai saat ini terus berkembang hampir diseluruh wilayah indonesia. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan hijab modern sudah di terima dimasyarakat. Itulah yang membuat beberapa informan memilih untuk juga bergabung dengan komunitas pengguna hijab modern, dimana komunitas tersebut berisi sekelompok musliman pengguna hijab modern yang memiliki identitas sebagai kelompok pengguna hijab sosialita karena atribut fasion yang digunakan branded dan eksklusif. Bukan hanya pakaian atau hijab yang menunjukan identitas mereka sebagai muslimah sosialita, melainkan juga aksesoris yang digunakan, gadget, ataupun kebiasaan mereka seperti mengadakan perkumpulan di mall dan sebagainya. Dalam penelitian analisis resepsi penerimaan pembaca fasion blog pengguna hijab modern terhadap pergeseran makna pengguna hijab dalam blog dian pelangi ini, teori yang tepat digunakan adalah analisis resepsi stuart hall. Dimana analisis resepsi menyampaikan bahwa teks dan penerimanya adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan, khalayak memaknai dan menginterpretasi sebuah teks berdasarkan latar belakang sosial dan budaya serta pengalaman mereka masing masing. Analisis resepsi memfokuskan pada perhentian individu menginterpretasikan isi media. Hal tersebut bisa diartikan bahwa individu secara aktif menginterpretasikan teks media dengan cara memberikan makna atas pemahaman pengalamannya sesuai apa ya.g dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.
    Hall mejelaskan model Encoding/Decoding sebagai pendekatan yang melihat pembaca sebagai korban dan pembaca sebagai pemilik hak. Ia mengungkapkan bahwa teks media memiliki arti yang spesifik yang dikodekan ulang namun penerimaan pembaca ditentukan dari bagimana merek membaca teks media tersebut. Pesan yang dikirmkan akan menimbulkan berbagai macam efek kepada audiens. Sebuah pesan dapat membuat pembaca terpengaruh, terhibur, terbujuk, dengan konsep-kosnep persepsi, kognitif, emosi, idiologi, dan perilaku yang sangat kompleks. Hall mengidentifikasikan 3 kategorisasi audiens yang telah mengalami proses encode/decode sebuah pesan, yaitu dominan reading, negotiated reading dan opositional reading (hal dalam Baran, 2003: 15-16).
B. Penggunaan Hijab Modern di Era Globalisasi
George Hebert Mead yang menyatakan komunikasi sebagai agen sosialisai yang fundamental, dimana setiap individu yang ingin melakukan interaksi sosial dapat melalui komunikasi, dengan komunikasi setiap individu dapat saling bertukar pikiran serta berbagi informasi (sharing informasi). (Effendi , 2000) sharing informasi yang merupakan bagian dari komunikasi dan interaksi sosial memiliki banyak fungsi yang terlihat dalam suatu komunitas, sharing informasi didefinisikan sebagai kolaborasi antar dua individu atau lebih dengan maksut menukar informasi untuk mencapai tujuan masing – masing yang meliputi menyediakan informasi, menetapkan bahwa informasi telah dipahami dengan baik (Lakmi dan Nurmalasi , 2007). Menurut Bergeer dan Lukmann dalam sonnenwaid (2006) tujuan dari sharing informasi adalah memberika informasi kepada orang lain, baik secara pro aktif atau atas permintaan. Sharing informasi termaksut diantaranya yaitu memberikan informasi , mengkonfirmasi informasi yang telah diterima dan melakukan konfirmasi. Sharing informasi termaksut komponen penting dalam sebuah komunitas hal ini dikarena kan dapat membantu seseorang dalam bersikap atau bertindak pada suatu masyarakat atau kelompok itu.
     Karakter dari sebuah kelompok cukup berpengaruh dalam proses sharing informasi kebutuhan informasi serta tujuan-tujuan tertentu yang mendorong seseorang untuk bergabung pada sharing informasi, sharing informasi juga berfungsi untuk mengikat seseorang pada kelompok atau pada kondisi tertentu (Dermport dan Halldalam Sonnewaid, 2006). Hal ini dapat diartikan bahwa individu yang melakukan sharing informasi mereka akan terikat karena mereka harus berpartisipasi aktif sebagai contoh anggota hijabers yang mengikuti sharing informasi, maka dia akan terlibat tindakan sosial yang aktif, dimana ide mereka masuk pada proses sharing sehingga hijabers tersebut tetap akan menjadi peserta aktif yang terus menyumbangkan gagasannya dan agar tidak dapat keluar dari sharing informasi yang digunakan sebagai konsep yang mencangkup berbagai macam perilaku yang digunakan perumusan dan pengambilan keputusan (Sonnewald, 2006).
     Media  yang digunakan dalam sharing infromasi bervariasi dapat melalui tatap muka, tulisan dan telephone tetapi dengan adanya perkembangan teknologi menjadikan komunikasi mengalami perbedaan menurut Roggers dalam Nassurullah (2012) , komunikasi yang awalnya diawali dengan tulisan kembali ketulisan akan tetapi memakai media yang berbeda, dimana penyampaian pesan tidak lagi memakai kabel, sehingga pada saat ini komunikasi tidak hanya melibatkan antar personal tapi juga melibatkan individu yang luas. Sedangkan pesan yang disampaikan tidak hanya berupa tulisan melaikan beberapa berupa interaksi-interaksi yang dapat menunjukan emosi dengan teks atau gambar sehingga menghasilkan simbol-simbol yang penuh makna (Nasurllah, 2012).
     Hijabbers merupakan perempuan yang identik dengan sikap marginal didalam budaya hura-hura. Menurut Mcrobbi dan Garber perempuan memiliki tempat central dalam keluarga dan dalam lingkungan masyarakat, hal ini menjadikan perempuan sebagai objek konsumen, seperti model majalah, musik pop dan sebagainya. Budaya konsumen sangat cepat tumbuh dikalangan perepmpuan, karena mereka sering kali beroperasi melalui kode-kode romantika, domestisitas, kecantikan dan gaya. Oleh sebab itulah gaya hidup, fashion sangat melekat pada diri mereka,  bahkan mereka menunjukan kepada Bricolage produktif, sahih dan inventif dari gaya fashion yang dimunculkan perempuan untuk menjukan karakter dinamis belanja sebagai aktifitas yang membebaskan. (Mcrobbie, 1989). Mereka membentuk apa yang kita fikirkan mengenai diri kita terhadap orang lain agar orang lain menilai kita seperti apa yang kita fikirkan (Leari dan Kowalski, 1990). Hal tersebutlah yang membuat gaya hidup melekat pada diri hijabbers. David Chaney (2006:92), simbol-simbol inilah yang saat ini terlihat dari seorang perempuan yang memakai hijab, menurut Ibrahim dalam dunia muslim busana yang dikenakan mampu menafsirkan banyak makna seperti indentitas, selera, pendapatan, dan religiutas pemakainya. Hal tersebut dikarekakan ada pergeseran selera gaya busana yang mecerminkan pribadi seseorang juga merambah kalangan menengah keatas. Untuk muslimah, pergeseran selera pakaian adalah sebuah keharusan. Sebuah identitas dan gaya hidup yang mencoba mereka tampilkan dengan hijab yang menjadi simbol islam yang mereka kenakan dengan sangat fashionabel sebagai identitas diri yaitu sebagai individual style dari seorang hijabbers. Gaya hidup di era globalisasi ini juga mempengaruhi terpaan publisitas para komunitas hijab di media massa. Martin Fishbein yang secara garis besarnya menjelaskan bahwa perubahan perilaku seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh terpaan informasi saja, namun faktor lain diluar informasi pun memiliki pengaruh yang signifikan. Faktor lain diluar informasi tersebut adalah faktor intensitas interaksi dengan teman. Perlu disadari bahwa setiap rangsanganyang melalui media massa bukanlah satu-satunya rangsangan yang menerpa individu dalam suatu saat tertentu, melainkan merupakan salah satu dari dari sekian banyak rangsangan yang ada. Dalam menerima pesan-pesan komunikasi dari media massa, orang tidak hanya memperoleh interaksinya dengan media saja, akan tetapi terkadang diperoleh melalui hubungan atau kontak sosial dengan orang lain(lingkungan). Hubungan sosial seperti itulah yang merupakan salah satu variabel yang turut menentukan besarnya pengaruh media massa. Asumsi dasar dalam Expectancy-Value Theory menjelaskan bahwa informasi dan teman hanya mampu menyentuh aspek sikap afektif saja. Namun dalam penjelasannya Fishbein mengemukakan bahwa fungsi sikap seseorang mampu mempengaruhi tujuan seseorang dalam melakukan sebuah perilaku  tertentu, karenanya perilaku seseorang  sering ditentukan oleh sikap mereka. Misalnya, ketika remaja memiliki sikap tertarik dengan informasi tentang hijab yang disampaikan hijabers community, maka: Afektif; tertarik dan menyukai informasi-informasi yang berkaitan dengan trend berhijab, Kognitif, bahwa informasi tentang trend hijab tersebut baik dan sesuai untuk remaja dan dapat membuatnya lebih gaya dan tampak alim/muslimah, Perilaku; mencari informasi tentang trend hijab yang lebih rinci di media massa misalnya tutorial hijab dan memutuskan untuk berhijab. Banyak muslimah yang lebih memilih warna netral pada gaya hijabnya. Dan warna hitam menjadi pilihan utama bagi para hijabers. Mereka lebih percaya diri dan berpenampilan sederhana dengan warna netral yang disukainya.









KESIMPULAN

     Berdasarkan pergeseran makna penggunaan hijab yang dikonstruksikan dalam fashion blog Dian Pelangi yang menjadikan hijab sebagai sebuah gaya hidup bagi para muslimah terutama pengguna hijab. Melalui media massa, pengguna hijab semakin berkembang terutama di kalangan remaja hingga membentuk sebuah komunitas para pengguna hijab modern atau disebut juga para Hijabbers. Bahkan pengguna hijab jadi lebih mengembangkan variasi gaya hijab mereka yang menjadikan gaya tersebut adalah sebagai ciri khas diri mereka sendiri dan menunjukkan identitas dirinya seperti apa melalui gaya hijab tersebut dan dapat memotivasi para remaja yang belum menggunakan hijab. Berhijab mendapatkan banyak pengaruh positif baik dari diri sendiri maupun orang banyak yang memandang perempuan berhijab dengan sebelah mata menjadi tertarik untuk berhijab.













DAFTAR PUSTAKA

1)   Iqbal, Muhammad. 2012. Pemaknaan Praktek Berjilbab di Kalangan Perempuan Muda Islam=The Meaning of Vell Practice Among Young Muslim Women.
2)   Prihandini, Sulistami. 2008. Representasi Jilbab dalam Konsep Kecantikan Islami di Situs Internet (studi analisis framing pada situs www.myquran.org).
3)   Q Aini, T Rahardjo, SB Lestari – Interaksi Online, 2003 - ejournal-s1.undip.ac.id
5)   Latifah, k – journal.unair.ac.id
6)   I Mashitari, T Pradekso, WN Rakhmad – Interaksi Online, 2014 – ejournal-s1.undip.ac.id

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Etika Bisnis: Pelanggaran Pemalsuan Laporan Keuangan PT. Kimia Farma

ETIKA BISNIS PELANGGARAN PEMALSUAN LAPORAN KEUANGAN PT. KIMIA FARMA Disusun oleh Kelompok 6 : Dio Aikel (13214188) Fadhila Fitria C (13214743) Irfansyah Kuteh (15214454) La Ode Muh.Saiful (15214953) Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1                    Pengertian Etika Bisnis Fadhila Fitria C (13214743) Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ ethos ’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya. Menurut Kamus Besar B a h a s a Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Menurut Maryani & Ludigdo (2001) Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan mau

DEFINISI PENGATURAN, KARAKTERISTIK GCG DAN KAITANNYA DENGAN ETIKA BISNIS

ETIKA BISNIS BAB 9 DEFINISI PENGATURAN, KARAKTERISTIK GCG DAN KAITANNYA DENGAN ETIKA BISNIS Kelompok 6 (Enam)   Dio Aikel (13214188) Fadhila Fitria C (13214743) Irfansyah Kuteh (15214454) La Ode Muh.Saiful (15214953) Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma 2017       BAB I ETIKA DAN BISNIS SEBAGAI SEBUAH PROFESI 1.1.             Definisi Etika Bisnis Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan dinamis pada saat ini, perlu diimbangi dengan aturan-aturan atau norma-norma untuk mengatur bisnis tersebut.Hal ini, ditujukan agar pihak-pihak terkait dalam aktivitas bisnis dapat berjalan dengan baik, lancer dan berkesinambungan serta dapat mendatangkan manfaat bagi kelangsungan hidup perusahaan. Etika berasal dari bahas Yunani “ Ethos ” yang berarti adat atau kebiasaan. Hal ini berarti bahwa etika terkait dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu generasi ke